Ketika Sapi & Quera Memperbincangkan Tuhan

( Selasa, 8 Desember 2009)

Perbincangan ini bermula dari status Quera (baca: Kera) di Facebook yang menyita perhatian Sapi. Si Sapi yang lagi ribet browsing tentang Gohar Shahi dan agama tuhan tergerak untuk sok – sok bersikap kritis dengan menanyakan pertanyaan pancingan di status Quera. Percakapan dua makhluk yang mencoba mencari arti akan keberadaan tuhan dan tentunya dengan subjektivitas mereka masing - masing. Mereka berusaha untuk keluar dari kebingungan dan ketidakmengertian akan percakapan mereka sendiri. Berikut Percakapan mereka yang cukup aneh. Enjoy it!

Status Facebook :
Quera=> tak ada satu tempatpun di mana Tuhan tak dapat melihatku

Comment - comment an pun dimulai..

Sapi
adil gak? hehe,,


Quera
sangat adil menurutku, karena Dia berhak atas itu. emang kenapa sap? any argument?


Sapi
terlalu bnyak konspirasi di otak gw,, mencoba mempertanyakan semuanya,, yg jawabannya pun blm tersedia bagi otak manusia,,mungkin ketika manusia sudah bisa melihat tuhannya,, maka dengan sendirinya akan terjawab pertanyaan itu.


Quera
ehmmm, kurasa kita tak perlu melihat tuhan, tapi kita cukup merasakannya, merasakan tuhan dalam bahasa cinta, it called takwa. adil jika tuhan selalu melihat kita karena kita bisa merasakan kehadirannya dimanapun kita berada. *ngaco yah sap?*


Sapi
enggak kok,, itu pendapat masing - masing,, tapi mungkin gw yg terlalu berlebihan,, mempertanyakan semuanya,,
seperti kebenaran, keadilan juga relatif jika diartikan lewat pikiran,, namun, disitulah hati bekerja untuk membuat semuanya lebih bermakna. dan makna yg diyakini tiap manusia pun bs juga berbeda,, *makin bingung*


Quera
setuju, aku pernah membahas tentang adil, adil itu sangat sangat relatif, tergantung dari sudut mana kita merasakan, adil buatmu, belum tentu adil buatku, begitupun sebaliknya.
sangat wajar bila kamu terus bertanya, bertanya kan gak dosa sap, hehehe. karena terkadang kita lupa, ada satu tempat yang sangat jarang dikunjungi manusia. tempat ini bernama hati. alias qalbu. mungkin jika tuhan ingin bersembunyi dari umat manusia yang tak henti-hentinya memohon bantuan-Nya, Ia akan sering bersembunyi di dalam hati. *maikn ngaco*


Sapi
ahiiyy,, saya suka obrolan ini,,,

hemm,, menurut gw, sepertinya itu bukan tempat untuk sembunyi,, mgkn lebih tepat kalo tuhan menghampiri umatnya lewat hati yg terkadang dilupakan itu,,,, Dia bersuara lewat hati makhluknya,,

sayangnya manusia kdg tidak mendengar atau pura2 tidak mndengar suara tuhan itu,,, dan sering kali terkecoh dengan suara dari tempat lain dan mengartikan itu suara tuhan sehingga terkadang membuat dirinya tersesat,,.

heuu,, karena itu gw mempertanyakan keadilan untuk mengetahui tempatNya, agar tak terhindar dari kesesatan itu,, *tmbah makin bingung sangat*


Quera
betul. seandainya kita tau perjalanan yang paling melelahkan dan yang paling panjang adalah perjalanan masuk ke dalam diri kita sendiri, perjalanan menyusuri hati. perjalanan ini lebih jauh dari pada perjalanan antar benua di dunia tetapi malah kadang kita sangat susah untuk mencoba menengok ke dalam hati kita -tempat dimana tuhan bersembunyi-, atau seperti yang kamu bilang, pura-pura tak mendengar. dan yang lebih parahnya kita gak pernah sadar kedekatan-Nya. kalo boleh aku mengutip sebuah analogi, ada cerita tentang ikan yang sedang mencari samudera. ikan ini bertanya kepada temannya "kamu lebih senior dari saya karena itu saya ingin bertanya dimanakah saya dapat menemukan samudera? saya sudah mencarinya kemana-mana, tapi sia-sia saja!"

temannya menjawab, "samudera adalah tempat kamu berenang sekarang ini, tapi si ikan sotoy ini malah bilang "ini cuma air saja! yang kucari adalah samudera" karena kecewa dengan jawaban temannya, kemudian ikan sotoy ini terus mencari samudera di tempat lain.

kalo bisa ditarik kesimpulan dari cerita di atas, tuhan gak perlu kita cari, karena Ia bahkan lebih dekat daripada urat leher kita sendiri....

tengoklah hati kita lebih dekat, tuhan tak pernah kemana-mana, Dia selalu ada disana.


Sapi
weheyyy,, mantap gan,, hemm,,

tapi sekali lagi aku mw meralat ucapanmu, tuhan tidak pernah sembunyi,, seperti katamu' tak ada satu tempat pun dimana tuhan tak dapat melihatku'., kita yang mencoba terus mencarinya,, menelusuri dengan alam pikiran maupun pengetahuan,, padahal dia nyata ada, sangat dekat, dan kita mungkin diciptakan hanya untuk merasakan-Nya,, karena kita belum mampu untuk melihat dengan mata telanjang, terlalu sombong sebagai mkhluk ciptaanya untuk menginginkan hal itu. kesetaraan dengan tuhan.

tapi, manusia masih punya mata hati untuk mengartikan dan merasakan sesuatu yang tidak bisa diartikan oleh mata telanjang,,
karena untuk apa bisa melihat kalau tidak bisa merasakan,, karena rasa meresap ke nurani dan hal tersebut yang membuat kita benar2 merasa hidup.


Quera
oke itu hanya ibarat perumpamaan, seandainya saja tuhan ingin bersembunyi, mungkin tempatnya adalah hati, tapi Ia tau, itu tak mungkin dilakukannya.

well, kuterima ralat darimu, hehehe. makasih ya syg.

two thumbs up for your argument, darla....

mungkin jika masih ada orang yang berkata tuhan itu tak ada, karena ia tak dapat dilihat seperti tuhan-tuhan lainnya, cukup tampar wajah orang itu dengan keras, lalu tanyakan padanya "apa kau merasakan sakit?" jika orang itu bilang iya, maka tanyakan kembali "perlihatkan padaku dengan kasat mata dimana kau bisa melihat kesakitan itu?"

jika ia bilang "tak dapat dilihat, hanya dapat dirasakan sakitnya"

jawablah kembali "itulah jawaban atas pertanyaanmu tentang keberadaan tuhan"


Oke. Gmn? Cukup bingung? Bagus klo anda bingung,, karena itu menandakan anda berpikir. Dan dengan berpikir berarti anda hidup. Seperti kata Descartes, Cognito Ergo Sum. Hemm,, tp seimbangkan pemikiran anda dengan hati, karena hati akan membuat pemikiran anda menjadi lebih bermakna dengan sisi humanis yang merupakan kodrat manusia. Karena hal tersebut yang akan membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Keep spirit for ur life,

3 komentar:

Quera mengatakan...

ehmmmmm. aku jauh engkau jauh, aku dekat engkau dekat. hati adalah cermin (ost yang tepat untuk percakapan kita, sapi sayang.

Chepyta mengatakan...

hahay,, gw bener2 suka looh percakapan kita,, andaisaja ada lebih banyak binatang yang ikut, pasti lebih rame akan argumen yang saling mengisi.
pengen deh ngajak dogy, camel n owl ikut percakapan yg seperti ini,, bertukar pikiran sambil mengasah jiwa untuk sebuah makna.
ahiyyy

Quera mengatakan...

so do i. lets invite them, tapi gimana caranya, dan dimana kita bisa berdiskusi, link mereka aja di statusku atau di blog ini aja. hehehehe.

Posting Komentar