Sang Pendoa & Tukang Kayu

(20 Desember 2009. haha,, nyoba2 bikin puisi mengisi waktu lengang di hari minggu yg sepi,, backsound : berhenti berharap SO7. sok sendu sendu gt,, haha,, enjoy,,)


Alunan ombak pilu akhirnya melepaskan sayap ametis
Ametis itu pun hilang dari penglihatan sang pendoa
Tukang kayu menghanyutkan sampan elektron yang bermuatan asa
Bening suci tidak mengalir
Hanya senyum getir menyetubuhi tukang kayu yang sejiwa dengan sang pendoa

Dulu tukang kayu dan sang pendoa membuat sampan elektron untuk merebut jiwa ametis
Kini sia sia yang menjadi jawaban untuk mengerti bahasa perasaan
Ametis hanya terlalu muda untuk mengerti pertanda yang sempat disampaikan

Bulir basah pergi dari nirwana untuk mengobati cawan suci
Tukang kayu merelakan sampan elektron yang tidak pernah dibayar oleh pemiliknya
Sang pendoa mengikhlaskan sayap ametis yang tidak pernah dimilikinya
Bintang ke sembilan pun meredup

Tukang kayu memejamkan mata hatinya
Sang Pendoa menggetarkan bibirnya
Alunan syahdu penuh rasi bintang mengalir bersama udara menuju sang Tuhan
Tukang kayu dan sang pendoa menerima kutukan alam ametis yang belum sempat dipertanyakan
Karena sampan elektron yang telah dibuat tidak akan pernah sampai ke tuannya

0 komentar:

Posting Komentar