Melihat Pendidikan Sekali Lagi

(senin, 7 Desember 2009)

Persoalan tentang masalah pendidikan memang tak akan pernah habis untuk dibahas. Persoalan tersebut akan terus menerus bernafas bersama manusia – manusia yang juga masih mendambakan akan pendidikan yang ideal.

Pendidikan sendiri dalam bahasa Yunani berasal dari kata padegogik yang memiliki arti ilmu menuntun anak. Orang romawi mengartikan pendidikan sebagai educare, yakni mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia. Erziehung dalam bahasa Jerman, mengartikan bahwa pendidikan setara dengan educare, yakni membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak. Di negara ini, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan yang berasal dari kata didik (mendidik) adalah memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pengertian pendidikan secara kesuluruhan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik.

Disini kita bisa melihat, dari pengertian tentang pendidikan di beberapa bahasa di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses memberikan suatu ajaran atau latihan dengan membangkitkan potensi anak agar mampu menjadi manusia dewasa yang memiliki akhlak dan cara berpikir yang baik ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Pendidikan menjadi sesuatu yang mulia untuk perkembangan hidup dan peradaban manusia. Idealnya sebuah pendidikan seharusnya dapat disentuh serta dirasakan oleh seluruh manusia sejak mereka lahir ke dunia. Karena secara harfiah, pendidikan merupakan sesuatu yang baik jika dilaksanakan dengan benar.

Jalan Berlubang bagi Pendidikan Indonesia

Di Indonesia, persoalan - persoalan mengenai pendidikan terus tumbuh. Sistem pendidikan yang sering berubah memperlihatkan ketidakkonsistenan pemerintah dalam menyoal pendidikan. Selanjutnya, terintegrasi dengan kemiskinan, pendidikan menjadi sulit diakses oleh masyarakat lemah rupiah. Belum lagi jika membicarakan persoalan fasilitas sekolah dan tenaga pengajar. Hal tersebut menjadikan proses pendidikan di Indonesia khususnya sekolah – sekolah negeri masih sangat jauh dari kata standar. Apalagi di daerah terpencil, menyedihkan.

Permasalahan tidak hanya sampai disitu, kontroversi masalah UN yang terjadi setiap tahun pun ikut menambah dinamika pendidikan Indonesia. selain itu, masalah privatisasi pendidikan yang merupakan ekor dari peresmian UU BHP menjadikan pendidikan yang semula bertujuan baik dan mulia, kini menjadi komoditas bagi tangan – tangan kapitalis dalam mengeruk keuntungan.

Pemerintah yang sering mendapatkan gugatan juga terkesan lamban dan tidak serius dalam menghadapi permasalahan pendidikan. Padahal permasalahan pendidikan sangat nyata dan urgent. Kemerdekaan selama 64 tahun sepertinya menguap begitu saja ketika dihadapkan pada persoalan ini. Ya, kita masih jauh dari merdeka jika membicarakan pendidikan. Lagi – lagi PR yang menumpuk bagi pemerintahan baru SBY, KIB jilid 2, semoga mereka lebih serius dalam memikirkan solusi yang strategis dan manusiawi dalam mengeluarkan kebijakan – kebijakan mengenai permasalahan pendidikan di Indonesia.

Masyarakat pun juga harus ikut berpartisipasi dalam menyumbangkan ide dan gagasan untuk pendidikan. Hal tersebut, bisa dilakukan lewat diskusi dan forum – forum yang membahas tentang permasalahan pendidikan. Tidak sampai di situ saja. Kita juga bisa mengajukan usulan – usulan konkrit serta solusi untuk masalah pendidikan ke komisi IX DPR ataupun bersuara lewat media, toh katanya kan negara ini demokratis. Jadi tidak perlu ragu untuk ikut berpartisipasi mengonsep pendidikan yang baik untuk Indonesia. Jangan hanya sekedar aksi lewat demo saja.

0 komentar:

Posting Komentar