Sang Pendoa & Tukang Kayu

(20 Desember 2009. haha,, nyoba2 bikin puisi mengisi waktu lengang di hari minggu yg sepi,, backsound : berhenti berharap SO7. sok sendu sendu gt,, haha,, enjoy,,)


Alunan ombak pilu akhirnya melepaskan sayap ametis
Ametis itu pun hilang dari penglihatan sang pendoa
Tukang kayu menghanyutkan sampan elektron yang bermuatan asa
Bening suci tidak mengalir
Hanya senyum getir menyetubuhi tukang kayu yang sejiwa dengan sang pendoa

Dulu tukang kayu dan sang pendoa membuat sampan elektron untuk merebut jiwa ametis
Kini sia sia yang menjadi jawaban untuk mengerti bahasa perasaan
Ametis hanya terlalu muda untuk mengerti pertanda yang sempat disampaikan

Bulir basah pergi dari nirwana untuk mengobati cawan suci
Tukang kayu merelakan sampan elektron yang tidak pernah dibayar oleh pemiliknya
Sang pendoa mengikhlaskan sayap ametis yang tidak pernah dimilikinya
Bintang ke sembilan pun meredup

Tukang kayu memejamkan mata hatinya
Sang Pendoa menggetarkan bibirnya
Alunan syahdu penuh rasi bintang mengalir bersama udara menuju sang Tuhan
Tukang kayu dan sang pendoa menerima kutukan alam ametis yang belum sempat dipertanyakan
Karena sampan elektron yang telah dibuat tidak akan pernah sampai ke tuannya

Seleksi CPNS, Gerbang Awal Tindak Korupsi




Indonesia, negara kepulauan yang berhasil menempati peringkat pertama untuk negara paling korup di Asia versi Political and Economic Risk Consultancy (PERC) pada April 2009 . Predikat yang sangat memalukan untuk negara ini dalam kancah pergaulan internasional. Korupsi di negara ini berkembang secara sistemik, terlebih dalam institusi negeri. Hal tersebut membuat instansi pemerintahan/negeri menjadi sorotan yang sangat menarik dalam meneliti pergerakan korupsi. Salah satunya adalah tindak penyuapan pada proses penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

Penerimaan CPNS yang merupakan gerbang utama untuk menjadi abdi negara ternyata sering dijadikan lahan bisnis bagi oknum pejabat korup yang mengawasi proses penerimaan CPNS. Posisi PNS yang aman merupakan jaminan hidup yang cukup baik. Sehingga banyak orang yang mengincar posisi PNS tersebut. Jumlah pelamar yang membludak tidak seimbang dengan lowongan yang tersedia. Maka ketika ada pelamar yang tidak lolos tes, mereka lalu menanyakan tentang ‘jalan belakang’ agar bisa diterima menjadi PNS. Oknum pejabat korup yang bermoral busuk dan berorientasi uang haram pun mematok harga masuk. Lalu terjadilah kesepakatan. Ironisnya, hal tersebut membuat mereka yang tidak lolos tes resmi namun bisa menjadi PNS, akan berusaha mencari pemasukan lain untuk membayar ‘modal’ mereka. Hal tersebut dapat membuka pintu untuk melakukan tindak korupsi di sisi instansi pemerintah yang lebih besar.

Sudah menjadi rahasia umum praktik suap Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) membumi dan dengan rapihnya hal tersebut disimpan, sampai saat ini isu kasus suap tersebut banyak yang belum dapat dibuktikan. Namun, dengan terbitnya fatwa haram terhadap praktik penyuapan dalam proses seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) tahun 2009 oleh Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah pada tanggal 16 November 2009 lalu, memperlihatkan indikasi penyuapan tersebut nyata terjadi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun juga ikut mencium aroma busuk korupsi di penerimaan CPNS ini. "Ya, KPK akan melakukan pencegahan adanya suap menyuap pada penerimaan CPNS, sistemnya sudah berjalan. Pencegahan yang kami lakukan antara lain dengan cara pembenahan sistem rekruitmen menjadi transparan, objektif, dan akuntabel. Kami sudah wanti-wanti jangan sampai ada suap menyuap," kata Wakil Ketua KPK bidang pencegahan, Muhammad Jasin, sebagaimana dilansir JPNN (Jumat, 9/10).

Lalu bagaimana cara untuk mengatasi kemungkinan tindak penyuapan CPNS? Selain pemantauan lewat jalur resmi yang dilakukan oleh KPK dengan pembenahan system rekruitmen yang transparan, objektif dan akuntabel, pemerintah yang dibantu masyarakat juga sebaiknya mengadakan suatu kegiatan yang bersifat psikologis , agamis dan mendidik dalam melakukan pemberantasan korupsi. Misalnya dengan memberikan sosialisasi gerakan anti korupsi ke institusi pendidikan, institusi pemerintah, dan ruang –ruang publik secara berkala. Hal ini bertujuan untuk mengubah sikap siswa didik, pegawai pemerintah, dan masyarakat luas agar memiliki sikap negatif terhadap korupsi. Untuk sisi Psikologis, proses perubahan sikap ini bisa dilakukan dengan menginformasikan secara kontinyu dampak negatif dari korupsi secara luas berdasarkan data yang akurat dan bisa dipertanggungjawabkan. Dari sisi agamis, memberikan siraman rohani akan haramnya perilaku korupsi. Dari segi pendidikan, pemberian pengetahuan yang memadai akan dampak korupsi yang sangat buruk bagi keberlangsungan hidup suatu bangsa serta memberikan informasi tentang konsekuensi hukuman yang jelas dan tegas bagi para pelaku korupsi.
Tindakan – tindakan tersebut jika dilakukan secara berkala dan teratur dapat menimbulkan disonansi kognitif pada individu, dimana pikiran individu tentang enaknya hasil korupsi akan menjadi bertentangan dengan pikiran akan dampak korupsi yang buruk terhadap orang banyak.

Poin selanjutnya dalam mencegah korupsi untuk masalah CPNS ini adalah perbaikan dari segi tunjangan hidup bagi para pegawai pemerintah. Jika kebutuhan mereka tercukupi, maka niat untuk melakukan korupsi pun dapat tereduksi. Hal tersebut tentu saja harus realistis dan juga harus diimbangi dengan loyalitas dan kedisiplinan dari pegawai pemerintah. Hal yang perlu dilakukan untuk mengawasi tindak penyuapan dan korupsi adalah dengan melakukan audit keuangan secara berkala terhadap institusi pemerintah serta laporan kekayaan secara berkala dari pejabat yang berwenang yang berhubungan dengan penyelenggaraan CPNS tersebut. Terakhir adalah tindakan tegas bagi yang melakukan tindak pidana penyuapan dan Korupsi agar masyarakat dan pegawai pemerintahan berpikir ulang untuk melakukan hal tersebut.

Dengan Apa

(ini salah satu puisi yg di tag in temen gw di FB,, asli buatan dia. namanya Nuris. S. nama FB nya Ini aku nuris (gw promosiin lw tuh ndud,, haha). pertama gw baca puisi ini serasa ad yg nancep di hati,, (lebay). pas gw baca sekali lg, nambah kesan sedih n menyerah,, ah,, cinta,, deritanya tiada akhir,, *pat kay mode : on* haha,,)

Harus dengan apa aku berkata cinta
jika dahak legam yang ku riakkan
tak mampu menyairmu dengan lendir haru

Harus dengan apa aku berucap cinta
jika cukung darah yang ku alirkan
tak mampu mengusikmu dengan raungan keluh

Harus dengan apa aku berujar cinta
jika atom yang ku leburkan
tak mampu menyentilmu dengan peluru sendu

karna yang ku tahu jika ku mengungkap cinta
dua tiga rauk mencakar cadet lusuhmu
yang ubahkan tetiron lembut berkilauan
sebab terjemahan hadrah naluri tak ungkap dengan tubuh

Ketika Sapi & Quera Memperbincangkan Tuhan

( Selasa, 8 Desember 2009)

Perbincangan ini bermula dari status Quera (baca: Kera) di Facebook yang menyita perhatian Sapi. Si Sapi yang lagi ribet browsing tentang Gohar Shahi dan agama tuhan tergerak untuk sok – sok bersikap kritis dengan menanyakan pertanyaan pancingan di status Quera. Percakapan dua makhluk yang mencoba mencari arti akan keberadaan tuhan dan tentunya dengan subjektivitas mereka masing - masing. Mereka berusaha untuk keluar dari kebingungan dan ketidakmengertian akan percakapan mereka sendiri. Berikut Percakapan mereka yang cukup aneh. Enjoy it!

Status Facebook :
Quera=> tak ada satu tempatpun di mana Tuhan tak dapat melihatku

Comment - comment an pun dimulai..

Sapi
adil gak? hehe,,


Quera
sangat adil menurutku, karena Dia berhak atas itu. emang kenapa sap? any argument?


Sapi
terlalu bnyak konspirasi di otak gw,, mencoba mempertanyakan semuanya,, yg jawabannya pun blm tersedia bagi otak manusia,,mungkin ketika manusia sudah bisa melihat tuhannya,, maka dengan sendirinya akan terjawab pertanyaan itu.


Quera
ehmmm, kurasa kita tak perlu melihat tuhan, tapi kita cukup merasakannya, merasakan tuhan dalam bahasa cinta, it called takwa. adil jika tuhan selalu melihat kita karena kita bisa merasakan kehadirannya dimanapun kita berada. *ngaco yah sap?*


Sapi
enggak kok,, itu pendapat masing - masing,, tapi mungkin gw yg terlalu berlebihan,, mempertanyakan semuanya,,
seperti kebenaran, keadilan juga relatif jika diartikan lewat pikiran,, namun, disitulah hati bekerja untuk membuat semuanya lebih bermakna. dan makna yg diyakini tiap manusia pun bs juga berbeda,, *makin bingung*


Quera
setuju, aku pernah membahas tentang adil, adil itu sangat sangat relatif, tergantung dari sudut mana kita merasakan, adil buatmu, belum tentu adil buatku, begitupun sebaliknya.
sangat wajar bila kamu terus bertanya, bertanya kan gak dosa sap, hehehe. karena terkadang kita lupa, ada satu tempat yang sangat jarang dikunjungi manusia. tempat ini bernama hati. alias qalbu. mungkin jika tuhan ingin bersembunyi dari umat manusia yang tak henti-hentinya memohon bantuan-Nya, Ia akan sering bersembunyi di dalam hati. *maikn ngaco*


Sapi
ahiiyy,, saya suka obrolan ini,,,

hemm,, menurut gw, sepertinya itu bukan tempat untuk sembunyi,, mgkn lebih tepat kalo tuhan menghampiri umatnya lewat hati yg terkadang dilupakan itu,,,, Dia bersuara lewat hati makhluknya,,

sayangnya manusia kdg tidak mendengar atau pura2 tidak mndengar suara tuhan itu,,, dan sering kali terkecoh dengan suara dari tempat lain dan mengartikan itu suara tuhan sehingga terkadang membuat dirinya tersesat,,.

heuu,, karena itu gw mempertanyakan keadilan untuk mengetahui tempatNya, agar tak terhindar dari kesesatan itu,, *tmbah makin bingung sangat*


Quera
betul. seandainya kita tau perjalanan yang paling melelahkan dan yang paling panjang adalah perjalanan masuk ke dalam diri kita sendiri, perjalanan menyusuri hati. perjalanan ini lebih jauh dari pada perjalanan antar benua di dunia tetapi malah kadang kita sangat susah untuk mencoba menengok ke dalam hati kita -tempat dimana tuhan bersembunyi-, atau seperti yang kamu bilang, pura-pura tak mendengar. dan yang lebih parahnya kita gak pernah sadar kedekatan-Nya. kalo boleh aku mengutip sebuah analogi, ada cerita tentang ikan yang sedang mencari samudera. ikan ini bertanya kepada temannya "kamu lebih senior dari saya karena itu saya ingin bertanya dimanakah saya dapat menemukan samudera? saya sudah mencarinya kemana-mana, tapi sia-sia saja!"

temannya menjawab, "samudera adalah tempat kamu berenang sekarang ini, tapi si ikan sotoy ini malah bilang "ini cuma air saja! yang kucari adalah samudera" karena kecewa dengan jawaban temannya, kemudian ikan sotoy ini terus mencari samudera di tempat lain.

kalo bisa ditarik kesimpulan dari cerita di atas, tuhan gak perlu kita cari, karena Ia bahkan lebih dekat daripada urat leher kita sendiri....

tengoklah hati kita lebih dekat, tuhan tak pernah kemana-mana, Dia selalu ada disana.


Sapi
weheyyy,, mantap gan,, hemm,,

tapi sekali lagi aku mw meralat ucapanmu, tuhan tidak pernah sembunyi,, seperti katamu' tak ada satu tempat pun dimana tuhan tak dapat melihatku'., kita yang mencoba terus mencarinya,, menelusuri dengan alam pikiran maupun pengetahuan,, padahal dia nyata ada, sangat dekat, dan kita mungkin diciptakan hanya untuk merasakan-Nya,, karena kita belum mampu untuk melihat dengan mata telanjang, terlalu sombong sebagai mkhluk ciptaanya untuk menginginkan hal itu. kesetaraan dengan tuhan.

tapi, manusia masih punya mata hati untuk mengartikan dan merasakan sesuatu yang tidak bisa diartikan oleh mata telanjang,,
karena untuk apa bisa melihat kalau tidak bisa merasakan,, karena rasa meresap ke nurani dan hal tersebut yang membuat kita benar2 merasa hidup.


Quera
oke itu hanya ibarat perumpamaan, seandainya saja tuhan ingin bersembunyi, mungkin tempatnya adalah hati, tapi Ia tau, itu tak mungkin dilakukannya.

well, kuterima ralat darimu, hehehe. makasih ya syg.

two thumbs up for your argument, darla....

mungkin jika masih ada orang yang berkata tuhan itu tak ada, karena ia tak dapat dilihat seperti tuhan-tuhan lainnya, cukup tampar wajah orang itu dengan keras, lalu tanyakan padanya "apa kau merasakan sakit?" jika orang itu bilang iya, maka tanyakan kembali "perlihatkan padaku dengan kasat mata dimana kau bisa melihat kesakitan itu?"

jika ia bilang "tak dapat dilihat, hanya dapat dirasakan sakitnya"

jawablah kembali "itulah jawaban atas pertanyaanmu tentang keberadaan tuhan"


Oke. Gmn? Cukup bingung? Bagus klo anda bingung,, karena itu menandakan anda berpikir. Dan dengan berpikir berarti anda hidup. Seperti kata Descartes, Cognito Ergo Sum. Hemm,, tp seimbangkan pemikiran anda dengan hati, karena hati akan membuat pemikiran anda menjadi lebih bermakna dengan sisi humanis yang merupakan kodrat manusia. Karena hal tersebut yang akan membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Keep spirit for ur life,

Melihat Pendidikan Sekali Lagi

(senin, 7 Desember 2009)

Persoalan tentang masalah pendidikan memang tak akan pernah habis untuk dibahas. Persoalan tersebut akan terus menerus bernafas bersama manusia – manusia yang juga masih mendambakan akan pendidikan yang ideal.

Pendidikan sendiri dalam bahasa Yunani berasal dari kata padegogik yang memiliki arti ilmu menuntun anak. Orang romawi mengartikan pendidikan sebagai educare, yakni mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia. Erziehung dalam bahasa Jerman, mengartikan bahwa pendidikan setara dengan educare, yakni membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak. Di negara ini, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan yang berasal dari kata didik (mendidik) adalah memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pengertian pendidikan secara kesuluruhan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik.

Disini kita bisa melihat, dari pengertian tentang pendidikan di beberapa bahasa di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses memberikan suatu ajaran atau latihan dengan membangkitkan potensi anak agar mampu menjadi manusia dewasa yang memiliki akhlak dan cara berpikir yang baik ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Pendidikan menjadi sesuatu yang mulia untuk perkembangan hidup dan peradaban manusia. Idealnya sebuah pendidikan seharusnya dapat disentuh serta dirasakan oleh seluruh manusia sejak mereka lahir ke dunia. Karena secara harfiah, pendidikan merupakan sesuatu yang baik jika dilaksanakan dengan benar.

Jalan Berlubang bagi Pendidikan Indonesia

Di Indonesia, persoalan - persoalan mengenai pendidikan terus tumbuh. Sistem pendidikan yang sering berubah memperlihatkan ketidakkonsistenan pemerintah dalam menyoal pendidikan. Selanjutnya, terintegrasi dengan kemiskinan, pendidikan menjadi sulit diakses oleh masyarakat lemah rupiah. Belum lagi jika membicarakan persoalan fasilitas sekolah dan tenaga pengajar. Hal tersebut menjadikan proses pendidikan di Indonesia khususnya sekolah – sekolah negeri masih sangat jauh dari kata standar. Apalagi di daerah terpencil, menyedihkan.

Permasalahan tidak hanya sampai disitu, kontroversi masalah UN yang terjadi setiap tahun pun ikut menambah dinamika pendidikan Indonesia. selain itu, masalah privatisasi pendidikan yang merupakan ekor dari peresmian UU BHP menjadikan pendidikan yang semula bertujuan baik dan mulia, kini menjadi komoditas bagi tangan – tangan kapitalis dalam mengeruk keuntungan.

Pemerintah yang sering mendapatkan gugatan juga terkesan lamban dan tidak serius dalam menghadapi permasalahan pendidikan. Padahal permasalahan pendidikan sangat nyata dan urgent. Kemerdekaan selama 64 tahun sepertinya menguap begitu saja ketika dihadapkan pada persoalan ini. Ya, kita masih jauh dari merdeka jika membicarakan pendidikan. Lagi – lagi PR yang menumpuk bagi pemerintahan baru SBY, KIB jilid 2, semoga mereka lebih serius dalam memikirkan solusi yang strategis dan manusiawi dalam mengeluarkan kebijakan – kebijakan mengenai permasalahan pendidikan di Indonesia.

Masyarakat pun juga harus ikut berpartisipasi dalam menyumbangkan ide dan gagasan untuk pendidikan. Hal tersebut, bisa dilakukan lewat diskusi dan forum – forum yang membahas tentang permasalahan pendidikan. Tidak sampai di situ saja. Kita juga bisa mengajukan usulan – usulan konkrit serta solusi untuk masalah pendidikan ke komisi IX DPR ataupun bersuara lewat media, toh katanya kan negara ini demokratis. Jadi tidak perlu ragu untuk ikut berpartisipasi mengonsep pendidikan yang baik untuk Indonesia. Jangan hanya sekedar aksi lewat demo saja.

Serpihan kaca

Masalah mulai menjadi sesuatu seperti serpihan kaca yang tak terlihat. Serpihan kaca itu nyata ada, siap untuk menggores kulit. Serpihan itu begitu kecil dan banyak. Tersebar di beberapa titik di sepajang jalan setapak yang berkontur turun naik.

Kemarin salah satu serpihan kaca itu menggores kulitnya. Sakit. Dia menangis. Sedih, namun lebih cenderung kecewa karena serpihan kaca itu sebenarnya dapat ia singkirkan. Namun, semua telah terjadi. Dia pun berusaha mengobati luka akibat serpihan kaca yang menggores kulitnya. Sulit. Karena serpihan itu melukai indra perasanya. Ia mencoba dengan meniup luka itu. Luka itu malah melebar. Rasa nyeri menggerayangi. Lebih sakit. Lebih sedih. Karena ia sangat menyayangi kulit itu. Indra perasanya. Karena dengan kulit itu ia bisa merasakan sentuhan kasih sayang. Yang kemudian meresap ke nurani. Namun kali ini, ia menyayangi kulit itu dengan sedih. Dia sangat berharap luka goresan itu akan segera kering dan sembuh. Namun ia sadar itu butuh waktu. Tapi dalam hati ia berucap janji untuk membuat luka itu sembuh secepatnya. Mungkin jika telah sembuh luka itu akan membekas, ia tahu. Tapi, ia akan membuat bekas luka itu menjadi tidak begitu berarti dan hanya sekedar menjadi pengingat untuk kulit dan dirinya untuk lebih hati – hati dalam melintasi serpihan kaca yang lain.